Tahun 2022 Indonesia
kini telah melebihi negara Amerika namun saat ini telah kembali kepada zaman
penjajahan hak dan kewajiban seorang manusia dimana kekayaan telah melebihi
nilai hukum. Orang kaya bebas hukum sedangkan orang miskin selalu tertindas
dengan hukuman yang berat dan tak sesuai kesalahan yang dilakukan. Lebih
parahnya pembunuhan selalu terjadi dimana-mana dengan rumor pelakunya adalah
pembunuh bayaran yang sadis dan berasal dari luar angkasa yang dibayar oleh
orang-orang kaya. Bahkan tempat tinggal dibedakan berdasarkan harta. Orang kaya
tinggal di kota dengan fasilitas yang sangat lengkap dan hiburan yang tiada
tara. Tetapi orang miskin tinggal di dalam perkampungan dan hutan belantara
dengan fasilitas yang sangat minim yang bisa dibilang 1:100 antara kebutuhan
dan ketersediaan. Suatu hari tanggal 17 Ramadhan di salah satu kampung dekat
Gunung Merapi, Yogyakarta lahir seorang manusia. Anak ini sangat aneh. Saat anak
ini lahir dia tidak menangis. Awalnya dokter bidan mengira anak ini telah
tiada. Namun kaget saat mendengar dan merasakan detak jantungnya. Hembusan
nafasnya normal. Saat di periksa, organ tubuh lengkap. Tiba-tiba saat anak ini
diberikan kepada ibu dan ayahnya dia membuka mata dan berkata dengan jelas
“umi, abi”. Seluruh ruangan tercengang kaget dan terdiam atas peristiwa
mengejutkan itu. Sang ibu pun menamai anak ini Muhammad Laksa Kusuma Putra.
Setelah 2 bulan, dia
bisa berjalan dan berlari. Saat berumur 2 tahun dia bisa berbicara dengan jelas
dan lancar bahkan bukan hanya semua bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Dia
juga bisa berbicara dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ketika berumur 5
tahun saat memasuki sekolah dasar dia sangat pintar, aktif, kritikus. Bahkan
saat kelas 6 diberi tes IQ, nilainya adalah yang tertinggi yaitu 220. Saat SMP
dia memulai langsung ke kelas 12 karena kepandaiannya. Saat dia SMP dia menjadi
ketua dari ekskul judo, jujitsu, sepak bola, paskibra, dan rohis. Setiap
mengikuti lomba tim yang dia ketuai selalu juara 1 dan setiap berlomba, dia
selalu berkata “janganlah berjuang untuk diri sendiri, tetapi berjuanglah untuk
orang lain”. Hingga SMA dia selalu memiliki banyak teman, ramah, sopan, suka
menolong, dan yang selalu dia lakukan yaitu tersenyum karena baginya kebaikan
termudah adalah tersenyum. Putra juga sangat beriman dan bertaqwa kepada Allah
swt dan menghargai agama lainnya. Walaupun di kawasan bagi orang miskin, di SMA
nya ada juga anak orang kaya yang bersekolah disana karena orang tuanya yang
harus berada di kawasan itu untuk urusan kerja. Mereka adalah Agustian, Akbar,
dan Gilang. Anak-anak itu membenci Putra. Mereka selalu mengerjai Putra, 2 sahabatnya yaitu Angga dan
Radit. Namun di dalam kelompok orang kaya itu ada anak orang miskin yang pandai tetapi diperalatan untuk mengerjakan tugas
mereka dan dia adalah perempuan yang dicintai Putra yaitu Indah.
Suatu hari ketiga anak
itu berencana mengerjai Putra dan sahabatnya. Setelah pulang sekolah mereka
dihalangi oleh Agustian, Akbar, dan Gilang. Mereka mengajak juga Indah. Awalnya
mereka bertiga meminta uang yang Putra dkk miliki. Namun mereka tak mau
memberikannya. Mereka pun memukul ketiga sahabat itu hingga tersungkur jatuh.
Saat Akbar ingin menendang Angga tiba-tiba Indah menghadang dan terkena
wajahnya. Putra melihat dan emosi yang ia pendam tiba-tiba meledak. Saat Akbar
akan menendang Indah lagi tiba-tiba Putra menepis kaki Akbar yang sangat kuat.
Putra berkata “minta maaf ke Indah. Sekarang”. Akbar membalas “kalau gak, lo
mau apa?”. Putra berkata “atau lo akan terima akibatnya”. Akbar tertawa dan
langsung meluncurkan pukulannya. Putra menangkap dan menyentil pundak Akbar
hingga ia terhempas hingga 5 meter. Gilang mengambil balok kayu yang besar dan
memukul kepala Putra dengan keras namun Putra tetap berdiri tanpa terluka dan
menatap Gilang dengan tatapan seakan ingin membunuh. Gilang lalu terjatuh dan
berlari ketakutan bersama Agustian sambil menopang Akbar yang kesakitan dan
berteriak “liat aja lo nanti! Tunggu pembalasan dari gue!”. Kemudian Putra
sadar dari amarahnya dan membawa Indah, Angga, dan Radit kerumahnya. Putra mengobati memar Indah.
Indah dan yang lainnya bertanya bagaimana Putra bisa melakukan itu. Putra
berkata “gue juga gak tau. Saat Indah ditendang, tiba-tiba gue marah dan
seperti hati gue di isi oleh kegelapan yang jahat”. Mereka semakin bingung.
Putra mengalihkan dengan berkata “udahlah yang penting kita gak apa-apa” namun
Putra masih memikirkan bagaimana dia bisa bergerak secepat itu, menyentil
hingga terhempas, dan tak terluka terkena balok kayu sebesar itu. Seiring
berjalannya waktu, ketiga anak itu akhirnya mengundurkan diri dan kembali ke
daerah orang kaya.
UN pun usai. Wisuda
sekolahnya di adakan di gedung tua dekat perbatasan kota Yogyakarta. Malam
sebelum wisuda Putra bermimpi aneh. Dia bertemu seorang kakek tua. Putra berkata
“anda siapa?”. Kakek itu berkata “bawalah dunia ini kembali sejahtera dan adil.
Wujudkanlah hal itu karena untuk itulah kau ada di dunia ini”. Tiba-tiba kakek
itu menyentuh dada Putra. Putra merasa kehangatan dan kelembutan yang teramat
nyaman. Lalu ia terbangun dan kaget melihat jam menunjukan pukul 8.35 pagi dia
harus segera siap untuk pergi ke tempat wisudanya. Namun acara wisudanya
dimulai pukul 9 pagi. Dia tak peduli jam berapa dia akan tiba. Dia hanya
berlari secepat mungkin. Dia berlari, lari, lari dan akhirnya sampai di tempat
wisudanya. Dia melihat jam. Alangkah terkejutnya dia sampai tepat pukul 8.55
sedangkan dia berangkat pukul 8.50. padahal jarak tempuh dari rumahnya
ketempatnya wisuda sekitar 1 jam. Namun dia menempuh jarak itu hanya dalam 5
menit. Dia tercengang. Bagaimana dia bisa menempuh jarak 1 jam dalam waktu 5
menit.
Hal aneh terjadi
kembali. Dia melihat sahabatnya dan orang yang dicintainya memanggil dari pintu
masuk gedung. Putra tiba-tiba merasa ada hal buruk yang akan terjadi. Dia
melihat pilar dekat pintu tersenggol dan akan jatuh menimpa Indah. Tanpa sadar
dia reflek berlari dengan cepat dan menahan pilar yang berat dan hanya mampu di
angkat oleh 5 orang. Seluruh orang di tempat terkejut melihat keajaiban aneh
itu. Indah yang jatuh karena terkejut melihat pilar yang akan jatuh menimpanya
hanya bengong melihat Putra menahan pilar besar itu. Lalu keheningan pikiran
Indah pecah saat Putra bertanya “lo gapapa kan?” dan membantu Indah bangun.
Keheningan seluruh audiens acara pecah karena acara wisuda akan dimulai. Selama
acara Putra terus merasa bingung bagaimana hal itu terjadi lagi. Berlari
sekejap mata sejauh 10 meter dan menahan pilar besar sendirian. Kemudian presiden
rakyat datang ke acara wisuda yang diadakan banyak SMA ini. Setelah pak
presiden selesai berpidato, beliau mengumumkan akan memberikan beasiswa kepada
2 anak terbaik yang meraih nilai UN terbaik diseluruh daerah rakyat miskin
yaitu Putra dengan nilai sempurna 40.0 dan Indah dengan nilai 38.5. Tanpa
disangka akhirnya mimpi Putra untuk bisa berkuliah di kota yaitu daerah orang
kaya.
Setelah selesai acara
Putra mencoba kembali berlari ke rumahnya dan benar saja dia kembali menempuh
jarak 1 jam dalam waktu 5 menit. Sesampainya dirumah, Putra langsung
menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya mulai dia bisa berlari secepat
kilat, menahan pilar yang besar. Namun sang ibu tertawa kecil dan berkata “nak
mungkin itu adalah keajaiban Allah swt karena Dia kasihan sama kamu yang mau
wisuda tapi terlambat. Wallahualam. Tapi semoga kejadian itu awal dari sebuah
kebaikan”. Lalu Putra dengan rasa penasarannya terburu-buru ganti baju, makan
siang, solat dzuhur, lalu langsung pergi keluar untuk memecahkan rasa
penasarannya. Karena perkuliahannya dimulai 3 bulan lagi dan pergi ke kota
masih 1,5 bulan lagi. Setelah dia mengetahui kekuatan yang dimiliki, selama 1,5
bulan sebelum dia ke kota dia mengasah kekuatannya di hutan setiap pagi dan
siang hari. Dia semakin bisa mengendalikan kecepatannya hingga 3 kali lipat
kecepatan suara. Kekuatannya yang bisa mengeluarkan hingga seperti terhempas
benda seberat 5 ton. Dia juga bisa terbang dengan kecepatan hingga . Tetapi dia
memegang teguh untuk menggunakannya hanya untuk melindungi kebenaran.
Kemudian datanglah hari
untuk Putra berangkat ke kota. Orangtuanya mengantar Putra ke sekolahnya.
Setelah sampai ternyata mobil untuk Putra dan Indah telah siap berangkat. Putra
melihat Indah dan keluarganya yang berpisahan. Dia merasakan kesedihan dan
kehangatan keluarga Indah. Lalu ayah Putra berkata “Putra, kamu anak ayah dan
ibu satu-satunya. Kami sangat menyayangimu. Kami tak ingin berpisah. Tapi kami
tak ingin menghalangi mimpimu. Sejak kamu lahir kami tahu ada suatu hal yang
istimewa dalam diri kamu. Kamu lahir untuk suatu hal yang besar. Pesan kami hanya
ingatlah Allah akan selalu berada di sampingmu dan mendukungmu. Kami selalu
menyayangimu dan mendoakanmu yang terbaik dari sini”. Dengan senyuman bahagia
Putra menangis dan memeluk kedua orangtuanya. Putra berkata “aku akan buat umi
dan abi bangga sama aku di hadapan Allah swt”. Kemudian sudah waktunya Putra
dan Indah berangkat. Sepanjang jalan mereka sedikit berbicara karena Putra
sangat gugup bisa berada sedekat ini dengan perempuan yang dicintainya.
Tiba-tiba Indah membuka pembicaraan dengan bertanya “Putra, boleh gue nanya
gak?”. Putra berkata “Bo.. bo.. boleh”. Indah “Putra, gimana lo bisa bergerak
secepat itu dan bisa menahan pilar sebesar dan seberat itu?”. Putra “gue juga
gatau. Awalnya gue ngerasa kaya pilar itu bakal jatuh dan tiba-tiba reflek
bergerak dan menahan pilar itu biar gak menimpa lo”. Setelah pertanyaan itu
sepanjang perjalanan mereka terdiam kembali. Indah sibuk membaca buku sedangkan
Putra menikmati pemandangan selama perjalanan. Putra memandangi keindahan kampung
halamannya dan Gunung Merapi yang akan sangat jarang dia temui di kota nanti.
Setelah 2 jam
perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah megah dan besar. Rumah ini
adalah tempat tinggal mereka selama berada di kota. Rumah ini adalah milik
salah satu teman bapak presiden wilayah miskin dan salah satu pendana terbesar
untuk wilayah miskin yaitu Bapak Hilman Diantoro. Setelah mengetuk dan
mgengucapkan salam seorang wanita tua membukakan pintu. Wanita itu adalah salah
satu pembantu dirumah itu yaitu Bi Iyem yang sudah bekerja selama 10 tahun dan
berumur 45 tahun. Ada 2 pembantu lagi
dan 1 supir dirumah ini yaitu Bi Inah yang berumur 38 tahun, Mba Ayu yang
berumur 24 tahun, dan Pak Joyo supir yang tadi mengendarai mobil untuk
mengantar Putra dan Indah. Bi Iyem memberitahu kalau Pak Hilman sedang berada
di luar negeri. Saat memasuki rumah mereka mendengar teriakan “Bi Iyem! bikinin
air anget cepetan! Gue mau mandi!”. Putra bertanya “itu suara siapa bi?”. Bi
Iyem “itu anak Pak Hilman mas. Namanya Rani Lestari”. Tiba-tiba anak itu
kembali berteriak “Mba Ayu! Mba Ayu!” dan seorang anak perempuan yang cantik
seperti berumur 15 tahun turun dari tangga dan berteriak “Mba Ayu! Rok pendek
hitam gue mana?! Harusnya sekarang udah lo seterika kan?!”. Putra tercengang
melihat kecantikan Rani sadar saat Indah berbisik “Cie ngeliatin terus nih. Suka ya..? hihihi”.
Putra “hah? Apaan? Gak kok. Gue sukanya sama lo doang.” Indah kaget “hah? Lo
ngomong apa barusan?”. Putra “hah? Gak bukan apa apa.”. Rani berkata “heh lo
cowo kampung. Ngapain lo liatin gue. Dasar mata keranjang! Mba Ayu cepetan lo
cariin rok gue! Mau gue pake!”. Mba Ayu “i.. iya non tunggu sebentar.”. Rani
pun kembali naik ke kamarnya.
Bi Inah menunjukan
kamar Putra dan kamar Indah. Lalu mereka berberes perlengkapan mereka di kamar
masing-masing. Indah kaget saat memasuki kamarnya yang sangat bagus dan berbeda
180o. Ada lemari yang besar, cermin yang besar, tempat tidur yang
bagus, lemari buku yang penuh dengan buku yang disukainya, dan mesin jahit
karena dia suka sekali menjahit baju. Putra pun tercengang melihat kamarnya
yang juga berbeda 180o dengan kamarnya di kampung halamannya. Ada
tempat tidur yang sangat nyaman, lemari yang penuh dengan buku cerita rakyat,
dan sebuah komputer yang sangat bagus dan canggih. Bahkan dijendelanya terlihat
pemandangan Gunung Merapi kampung halamannya yang hijau dan tenang. Dia sangat
senang karena di kampung halamannya untuk bertemu komputer saja harus berjalan
3km dan komputer yang sederhana. Hari sudah sore. Putra pun segera mandi dan
solat ashar. Setelah itu dia ingin berkeliling rumah ini. Dia ingin mengajak
Indah juga. Namun saat ingin mengetuk pintu kamar Indah, dia merasa deg-deg an
dan canggung. Dia memberanikan diri dan saat akan mengetuk pintu tiba-tiba
Indah membuka pintu dan Putra tercengang dengan kecantikan Indah yang
menggunakan kerudung barunya yang sangat indah. Putra kaget saat Indah bertanya
“Ada apa Putra?”. Putra “Indah, lo mau gak ikut gue keliling rumah ini?”. Indah
“oh ayo. Gue juga baru mau ngajak lo keliling”. Lalu mereka berdua bekeliling
rumah itu selama 1 jam dan mereka duduk di pinggir kolam dan bermain cipratan
air seperti yang dilakukan mereka di danau setiap bermain bersama Angga dan
Radit. Tiba-tiba Rani muncul “dasar anak kampung. Gak pernah liat rumah mewah
jadi norak”. Indah yang emosi berkata “lo kenapa sih? Kita kan cuma main doang
emang gak boleh?”. Rani “eh lo ga usah belagu ya! Lo tuh numpang disini! Orang
miskin aja belagu!”. Putra menegahi mereka “Indah udah indah. sabar. Istighfar.
Rani kita minta maaf ya kalo kamu keganggu dengan perasaan senang kita. Permisi
Rani. Indah ayo sini”. Dengan rasa kesal Rani mendorong Putra hingga masuk ke
kolam. Indah marah “eh lo tuh apa-apaan sih!”. Putra “Indah udah indah jangan”.
Rani “makanya jadi orang gak usah belagu. Masih untung bokap gue mau nerima lo.
Tapi jangan harap lo bisa tenang tinggal disini selama ada gue”. Lalu Rani
pergi. Kemudian Putra dan Indah kembali ke kamar masing-masing. Indah berkata
“lo ganti baju sana. Nanti bisa masuk angin”. Putra “iya indah. makasih ya tadi
udah bantuin gue keluar dari kolam”. Kemudian Putra masuk ke kamar dan berganti
baju. Hari mulai gelap dan sudah waktunya makan malam. Putra dan Indah di
panggil Bi Iyem untuk segera ke ruang makan untuk makan malam. Ketika akan
makan mereka bingung kenapa Bi Iyem, Bi Inah, dan Mba Ayu tidak ikut makan. Bi
Iyem berkata “kami dilarang non Rani
untuk ikut makan di meja ini mas”. Putra memaksa mereka bertiga untuk ikut
makan. Akhirnya mereka mau ikut makan. Putra juga mengajak Pak Jono. Mereka makan
malam bersama layaknya keluarga. Setelah makan malam dan solat isya Putra
bingung kemana Rani hingga malam belum juga pulang. Dia mengkhawatirkan Rani.
Dia juga mendapat amanah dari Pak Hilman untuk menjaga putri satu-satunya itu.
Sementara Putra khawatir,
Rani sedang asik pergi disko bersama pacarnya Juan. Hingga jam 1 pagi akhirnya
Rani pulang di antarkan oleh pacarnya. Di perjalanan Rani bercerita dia kesal
karena harus 1 rumah sama anak-anak gembel yang norak. Selesai bercerita Juan
mengatakan “gimana kalo kamu nginep di apartemen aku aja. Daripada kamu bete
dirumah. Aku juga kesepian sendiri di apartemen. Gimana?”. Rani “wah ide bagus
tuh. Iya deh aku mau. Makasih ya sayang”. Juan senang akhirnya rencananya bisa
berjalan juga. Juan memiliki niat jahat. Sesampai dirumah Rani untuk mengambil
baju Rani, Juan didalam mobil mengirim sms ke teman-temannya kalau dia akan
menjalankan rencananya. Ketika Rani memasuki rumah, Putra berdiri dan bertanya
darimana saja Rani hingga dini hari. Rani dengan kesal merasa di atur “apa sih
lo sok ngatur gue banget! Lo bukan bokap gue! Udah lo minggir! Gue mau cabut!
Males banget gue sama lo! Uda anak kampung, norak, sok ngatur lagi! Gue uda
besar kali! Minggir lo!”. Putra menjawab “Rani, aku itu di amanahin untuk
ngejaga kamu selama ayah kamu diluar negeri. Rani.. Rani..”. Rani langsung
membereskan pakaiannya dan langsung keluar tanpa memperdulikan kata-kata Putra.
Rani dan Juan langsung berangkat ke apartemen Juan. Putra merasakan ada hal
yang buruk akan terjadi kepada Rani tapi tak tau apa. Sementara Rani dan Juan
sudah sampai di apartemen Juan. Ketika memasuki apartemen Juan tiba-tiba Rani
terkejut ada 5 orang laki-laki didalam apartemen pacarnya. Dia merasa ketakutan
dan bertanya ke Juan “Sayang, mereka siapa? Aku takut.”. Juan “mereka teman
aku. Mereka mau nginep disini juga.” Dengan suara yang menyeramkan “malam ini
kita akan senang-senang malam ini sayang”. Tiba-tiba Juan mendorong Rani ke
sofa dan 2 lelaki menahan tangan dan kaki Rani serta 1 orang menutup mulut Rani
agar tidak berteriak. Ternyata Juan dan teman-temannya berencana ingin
memperkosa Rani. Putra yang merasa kekhawatirannya makin besar memutuskan untuk
pergi ke apartemen Juan. Untungnya dia memasang pelacak di tas Rani. Putra
langsung bilang ke Mba Ayu akan pergi mencari Rani. Ketika Putra keluar pintu,
Mba Ayu ingin melarang Putra karena sudah gelap tiba-tiba Putra sudah tak ada.
Mba Ayu tak tahu kalau Putra terbang. Dengan kecepatan sekitar 400km/jam dia
langsung menuju apartemen Juan dengan rasa cemas. Ketika Juan akan memperkosa
Rani tiba-tiba Putra masuk lewat jendela yang membuat seluruh ruangan kaget
terdiam dan berkata “lepasin Rani! Beraninya lo smua ngelakuin hal bejat sama
adik gue! lo semua akan nerima akibatnya!”. Juan dan 5 temannya kesal dan teman
Juan berkata “heh lo ga usah sok pahlawan. Gue uda tau lo siapa. Lo anak freak!
Lo pasti lupa ama gue. Gue itu Agustian dan gue akan bales dendam!”.
Juan dan 5 temannya
mengeroyok Putra. Rani yang ketakutan langsung menutup mata. Selang waktu 5 detik
Rani ketakutan karena ada yang menyentuhnya dan mendengar “Rani.. tenang..
semua baik-baik aja. Ini aku Putra”. Ketika Rani membuka matanya, dia kaget
Juan dan 5 temannya dikalahkan oleh Putra sendirian. Putra membantu Rani
berdiri dan mengantar Rani pulang. Sesampai dirumah seisi rumah yang khawatir
dengan Rani dan Putra merasa lega saat Rani dan Putra pulang. Putra meminta
Indah dan Mba Ayu untuk mengurus Rani yang masih trauma atas apa yang
menimpanya. Kemudian semuanya tidur dan istirahat. Putra meminta Indah untuk
menemani Rani tidur di kamarnya.
Keesokan paginya Putra
yang kelelahan terlambat bangun jam 6 pagi. Melihat Rani, Indah, Mba Ayu, Bi
Iyem, Bi Inah, dan Pak Jono sarapan bersama. Mereka seperti keluarga. Putra
“Assalamualaikum. Pagi semua. Rani udah baikan?” dengan senyuman. Rani “baik.
Makasih ya Putra tadi malem lo uda nolong gue. Kalo ga ada lo gue mungkin
sekarang..” Putra memotong “udah Rani. Gak apa-apa. Yang penting lo baik-baik
aja. Gue bersyukur. Mulai sekarang selama gue masih libur gue akan nemenin lo
kalau keluar rumah”. Rani “semuanya aku minta maaf ya selama ini jahat sama
kalian semua dan kalian baik sama aku.” Indah “udah.. yang penting sekarang lo
harus berubah. Sopan sama yang lebih tua dan jadi lebih baik. Oke..??”. Rani “oke
deh Indah.. Putra ayo sini sarapan bareng kita”. Mereka pun sarapan bersama. Sementara
Agustian yang masuk rumah sakit dijenguk ayahnya yaitu Pak John Roman adalah
presiden wilayah orang kaya sekaligus koruptor paling kriminal di dunia dan
selalu lolos dari hukuman atas korupsi, pembunuhan, dan lainnya. Agustian yang
sudah sadar bercerita kepada ayahnya kalau dia begini karena anak gembel
bernama Putra dan ingin balas dendam. Pak Roman sangat kesal dan akan membalas
dendam Agustian yang dibuatnya cacat. Akhirnya Pak Roman menelpon seorang
pembunuh bayaran dari luar angkasa yang sangat berbahaya dan kriminal nomor 1
di seluruh alam semesta dan bahkan menghancurkan suatu daerah di planet 31-A
yang dijadikan sebagai penjara terbaik di alam semesta saat melarikan diri dari
sana yaitu Fork “Darkness” Honman. Pak Roman menjanjikan bayaran $100 miliyar
untuk membunuh Putra dan menghancurkan seluruh daerah Gunung Merapi.
Setelah 2 minggu
berlalu, Rani kini sudah menjadi anak yang baik dan rajin. Dia juga mulai beriman.
Walaupun di sekolah dia kini banyak yang membencinya namun ada 1 sahabatnya
yang selalu menemaninya yaitu Dominic. Suatu hari mereka berdua sedang dalam
perjalanan pulang melewati Jalan Ringroad utara dan Dom menemani Rani.
Tiba-tiba seorang lelaki berbadan besar dengan baju hitam menghadang mereka
berdua dan berkata “halo Rani. Hari terburukmu telah datang”. Dom maju dan
melindungi Rani “Siapa lo. Kalau lo berani mengganggu Rani kau akan berhadapan
sama gue”. Lelaki misterius itu tertawa “hahahahaha!! Kau ingin melawanku?
Kuberi kau 1 kesempatan. Kalau kau bisa mengalahkanku, aku akan pergi.
Bagaimana?”. Rani “Dom jangan.. gue rasa orang ini berbahaya banget.”. Dom
“oke. Lo akan menyesal. Rani, mundur sebentar.”. Dengan percaya diri Dom
langsung maju dan menyerang lelaki itu. Namun dalam sekejap Dom kalah dan
terkapar lemas. Lelaki itu langsung berada di hadapan Rani dan memegang
kepalanya dan Rani tiba-tiba pingsan lalu berkata “sebenarnya aku ingin
membunuhmu, tetapi mungkin kau bisa menjadi pengantar pesan yang baik. Katakan
pada Putra aku akan merebut semua kebahagiaannya dan lihatlah televisi.”.
Kemudian lelaki itu terbang dan pergi. Dengan lemah Dom pergi ke rumah Rani.
Sebelumnya Indah pergi ke pasar menggantikan Bi Inah karena dia sedang sakit. Ketika
Dom sampai, dia langsung bercerita kepada Putra tentang hal yang menimpa Rani.
Kini Putra merasa kalau suatu hal yang sangat buruk akan terjadi pada Rani dan
Indah. Tiba-tiba Mba Ayu memanggil Putra seperti ketakutan. Saat Mba Ayu sedang
menyapu didepan televisi ketika televisi berada di saluran 4 tiba-tiba saluran
berubah. Seorang laki-laki misterius muncul dan berkata “Halo seluruh penduduk
Indonesia. Namaku adalah Fork. Mungkin kalian tak mengenal siapa aku. Itu tidak
penting. Kini aku sudah memasang sebuah bom yang memiliki daya ledak hingga 100
kiloton yang cukup meledakkan Gunung Krakatau dan mungkin bisa membuat
kehancuran yang cukup keren.. hahaha..” dengan memperlihatkan bom yang terikat
pada tabung kaca tebal, besar, dan didalamnya ada Rani, Indah, dan kedua
orangtua Putra “hahaha mungkin kurang asik jika hanya dengan dimatikan oleh
para militer. Biar kujelaskan. Bom ini terhubung dengan sinyal detak jantungku
dan akan meledak dalam waktu 5 jam. Selama aku hidup maka bom ini akan tetap
menghitung mundur dan jika saya mati bom ini akan meledak dalam waktu 60 detik.
Tapi kuberikan kemudahan. Aku akan mematikan bom ini jika salah satu di antara
kalian ada bertemu anak bernama Putra.. Bunuh dia. Maka akan ku matikan bom ini
untuk kalian. Cukup menyenangkan bukan? Well.. Waktu mundur.. dimulai. Selamat
berburu atau nikmati waktu kalian yang hanya 1 jam. Dadah..”. Kini seluruh
Indonesia terutama seisi Pulau Jawa mencari Putra dan bahkan setiap orang yang
bernama Putra diteror dan dibunuh.
Putra kebingungan harus
apa. Dia ingin menolong dan menghentikan Fork tetapi dia takut saat menunjukan
kekuatannya orang lain akan ketakutan dan membencinya. Dia tidak punya jalan
lain. Dia langsung kekamar dan memakai baju yang dibuat oleh ibunya saat
berkata kalau ibu dan ayahnya percaya Putra lahir untuk suatu hal besar. Dia
berkata “Gue akan menyelamatkan kita semua”. Dom “kak Putra..? Tapi gimana
caranya? Fork itu adalah orang yang kuat. Dia terkena radiasi dan melebihi
manusia.”. Putra “Artinya ini akan menjadi pertarungan yang seimbang”. Lalu
Putra mengumpulkan tenaga “Ohya satu lagi. Nama gue adalah Justiceman” dan
terbang dengan kecepatan maksimal yaitu 400km/jam langsung menuju Gunung
Krakatau.
Setelah sampai di
pantai Gunung Krakatau J-man dihadang para penjahat kelas kakap yang menjadi
anak buah Fork yang memiliki kekuatan melebihi manusia biasa. Namun dengan
kekuatannya, mereka semua dikalahkan dengan mudah oleh J-man. Setelah sampai di
puncak Gunung Krakatau yang sedang aktif, tiba-tiba Fork muncul “Halo Putra..”.
Putra “lepaskan mereka dan matikan bom itu”. Fork “kalau tidak?”. Putra “kalau
tidak kau akan menyesal!”. Fork “uuuhh menakutkan.. hahaha.. Putra tidak kah
kau ingat siapa aku?”. Putra “apa maksudmu?”. Fork “kau ingat anak yang kau
sentil hingga terhempas sejauh 5 meter?”. Putra “Akbar? Itu lo?”. Fork “hahaha
ternyata kau masih ingat. Setelah bertahun-tahun aku tersiksa karena cacat yang
kau perbuat akhirnya aku diberikan suatu cairan oleh dokter ayahku. Namun
ternyata cairan itu adalah uji coba untuk membuat tentara abadi yang tak kenal
sakit dan takut. Dan kini aku telah memiliki kekuatan yang melebihimu. Sejak
hari itu aku membunuh dokter dan ayahku. Kini tak ada lagi Akbar. Namaku adalah
Fork “Destroyer” Honman.. Mari kita berdansa, dasar bedebah!”. Fork tiba-tiba
memiliki gerakan yang sangat cepat lalu muncul di depan Putra dan meluncurkan
tinjunya dengan cukup keras. Putra terhempas cukup jauh hingga ke Selat Sunda.
Fork menghampiri Putra “Ayolah.. hanya segini kekuatanmu? Hah mengecewakan”. Putra
berkata dalam hati “Sial kekuatannya besar. Bagaimana cara mengalahkan dia? Ya
Allah bantu hamba”. Fork “hah kau mengecewakan.. sebaiknya kubunuh saja kau
sekaligus. Dan setelah membunuhmu, selanjutnya akan ku hancurkan kampung
halamanmu”. Putra terkejut dan mulai sangat marah. Emosinya menimbulkan
keheningan disekelilingnya “Kau.. kau sudah membuat orang-orang yang kusayang
dalam bahaya, ingin menghancurkan tanah airku, dan sekarang kau ingin
menghancurkan kampung halamanku. Sudah cukup kau membahayakan semua hal yang
kusayangi. Sebaiknya kau bersiap-siap untuk merasakan kekalahan!”.
Putra mulai berbalik
menyerang. Dengan emosinya yang besar memberikan kekuatan lebih kepada Putra.
Fork terhempas setelah terkena pukulan Putra. Fork “haha itulah yang ku tunggu..
ternyata benar kau takkan mengecewakanku.. Mari kita mulai pertarungan ini!
Hahaha!”. Pertarungan yang menentukan takdir dunia kini telah dimulai. Fork dan
Putra bertarung dengan sengit. Kekuatan
yang seimbang. Namun Putra terus memikirkan bagaimana cara mencegah ledakan bom
itu supaya Gunung Krakatau tidak hancur. Hingga akhirnya waktu mundur bom
tersisa 8 menit. Fork “hah aku mulai bosan tak ada yang menang itu tak menarik.
Baiklah akan kugunakan kekuatan penuh. Berdoa lah kau bisa selamat”. Kemudian
Fork terdiam. Putra merasakan kekuatan yang sangat besar muncul dari Fork.
Putra melihat disekeliling Fork seperti ada aura kegelapan yang sangat besar.
Fork “sekarang kau boleh mulai berdoa” tiba-tiba Fork berada dibelakang Putra
dan memukul Putra hingga dia merasakan sakit yang sangat parah. Putra yang
sudah babak belur mulai kelelahan dan tak bisa berpikir bagaimana dia bisa
mencegah bom meledak. Dia frustasi. Tiba-tiba Fork mengambil ayah Putra dari
dalam tabung “membosankan. Bagaimana kalau ku beri kau sedikit dorongan?”. Fork
menusuk ayah Putra tepat di jantungnya dan membuatnya sekarat. Putra dengan
cepat menangkap ayahnya yang dilempar Fork kelautan. Putra “ayaaaah!!”. Putra
berhasil menangkap ayahnya namun ayahnya sudah dalam keadaan sekarat. Ayahnya
“ternyata benar itu kau Putra anakku. Aku sangat bangga ternyata kau
menggunakan kemampuanmu untuk melindungi orang lain. Ayah beruntung sekali bisa
melihatmu sebelum ajal menjemput”. Putra merasa tanda kehidupan ayahnya mulai
menghilang. Ayahnya “nak ayah sangat bangga dan bahagia bisa melihatmu sebelum
ayah bertemu kembali dengan Allah swt. Lindungilah Indonesia dan bumi ini.
Jangan menyerah.” Kemudian tanda kehidupan ayahnya menghilang. Putra “ayah..
sudah cukup kau mengganggu orang-orang yang kusayang Fork! Akan kubunuh kau!”.
Dengan amarah yang mencapai puncak kekuatan Putra terus meningkat. Sekeliling
mulai gelap. Awan berubah menjadi gelap dan mengeluarkan petir dan kilat yang
banyak dan berbahaya. Tiba-tiba muncul tanda ditubuh Putra seperti tanda api
dan tanda itu pun berubah menjadi warna merah terang.
Dengan kecepatan yang
tak terlihat oleh Fork, Putra tiba-tiba muncul dibelakang Fork dan menendangnya
dengan keras lalu memukulnya. Berkali-kali dia melakukannya hingga Fork babak
belur. Fork “Sialann..! Kubunuh kau!”. Fork mengumpulkan tenaga dalam dan akan
menggunakan serangan terkuatnya. Sebuah bola gelap muncul ditangannya “ini
adalah teknik andalanku.. sebaiknya kau berdoa agar selamat.. Bodoh!!”. Putra
tidak beranjak dari tempatnya walaupun kekuatan Fork terlihat sangat besar dan
berbahaya. Serangan Fork ini memiliki daya ledak sangat besar hingga bisa
menghancurkan 1 gunung. Fork “Rasakan ini. Dark Rising Bullet!”. Fork
menembakkan serangannya tepat kearah Putra. Indah “Putra jangan mati..! gue
suka sama lo..!”. tiba-tiba Putra menahan serangan itu dengan tangan kirinya
lalu melemparnya ke langit dan terjadi ledakan sebesar gunung yang membelah
langit hingga terlihat bintang-bintang. Putra “Maaf saja Akbar. Aku tak boleh
mati disini ditangan orang seperti kau. Kau sudah lebih dari cukup. Membuat
dunia dalam bahaya. Saatnya kau menanggung kesalahanmu.”. Putra mengumpulkan
energy di telunjuknya dan menembakkannya kearah Fork tepat dari bawah Fork “Eternal Flame : Rising
Fire Shining Blast!!”. Dengan ledakan api yang sangat besar mengguncang bumi.
Fork terbakar hingga mati.
Kini masalahnya dalah
bom yang akan meledak dalam 60 detik. Putra langsung berada di dekat bom dan
melepaskannya dari tabung “Umi, aku bersyukur bisa lahir dari rahimmu. Aku bisa
merasakan kasih saying yang besar. Terima Kasih. Rani, lo udah gue anggap
sebagai adik gue. Jadilah wanita yang berguna dimasa depan dan buat ayah lo
bangga. Indah, gue ga bisa banyak bicara tapi ada 1 kata yang mau gue ucapkan.
Gue juga sayang sama lo. Makasih ya udah mau jadi kekasih gue di dunia.”.
Dengan senyuman dan tenaganya yang hamper habis karena menggunakan teknik
Eternal Flame dia terbang menjauh membawa bom hingga langit tertinggi. Hingga
dilangit dia melempar bom sejauh mungkin namun tenaganya sudah terkuras habis
dan tak bisa terbang kembali ke tanah bumi. Kini yang bisa dilakukannya hanya
mengingat kenagannya yang indah dan mengucapkan 2 kalimat sahadat. Bom pun
meledak. Benar saja bom itu meledak seluas Pulau Jawa dan membuat cahaya indah
di atas langit Indonesia. Indah
dikeluarkan dari tabung dan berteriak “Putraaa..”. Semua menangis atas
kehilangan seorang anak miskin yang telah menyelamatkan dunia. Namun tiba-tiba
cahaya terang muncul dari sebelah Indah dan terkapar Putra yang masih bernapas
namun pingsan. Putra langsung dilarikan ke rumah sakit dan dirawat.
3 bulan berlalu. Saat
suster perawat ingin dating ke kamar tempat Putra dirawat Putra menghilang
melarikan diri untuk pulang kerumah ibunya. Gunung Merapi, tanah kelahirannya
yang sangat indah dengan hutan yang tenang dan sejuk membuatnya terharu
mengingat ayahnya telah tiada. Sesampai disana dia melihat seorang perempuan
yang dia sangka ibunya dan ternyata itu adalah Indah. Indah yang sangat senang
memeluk Putra “Selamat dating kerumah Muhammad Laksa Kusuma Putra”. Putra “iya
Indah Nafidah Hayati”. Putra hidup bahagia bersama Indah. Rani kini menjadi
seorang wanita enterpruener yang baik hati dan hidup bahagia bersama Dom. Pak
Roman telah ditangkap atas percobaan membunuh, penghancuran masal, dan bekerja
sama dengan organisasi ilegal luar angkasa. Kini Indonesia telah menetapkan
peraturan baru yang menyatakan semua orang berhak atas kehidupan yang layak.
Putra telah merubah dunia menjadi lebih baik dan kini Indonesia telah menjadi negara
yang makmur dan sejahtera pada tahun 2040.
indonesia emaaass.. indonesia emaaasss hahaha
ReplyDeletenice :)
Thank you sist ^_^
ReplyDelete