Friday, November 15, 2013

Cerpen Pertamaku "Begin of Justice"



Tahun 2022 Indonesia kini telah melebihi negara Amerika namun saat ini telah kembali kepada zaman penjajahan hak dan kewajiban seorang manusia dimana kekayaan telah melebihi nilai hukum. Orang kaya bebas hukum sedangkan orang miskin selalu tertindas dengan hukuman yang berat dan tak sesuai kesalahan yang dilakukan. Lebih parahnya pembunuhan selalu terjadi dimana-mana dengan rumor pelakunya adalah pembunuh bayaran yang sadis dan berasal dari luar angkasa yang dibayar oleh orang-orang kaya. Bahkan tempat tinggal dibedakan berdasarkan harta. Orang kaya tinggal di kota dengan fasilitas yang sangat lengkap dan hiburan yang tiada tara. Tetapi orang miskin tinggal di dalam perkampungan dan hutan belantara dengan fasilitas yang sangat minim yang bisa dibilang 1:100 antara kebutuhan dan ketersediaan. Suatu hari tanggal 17 Ramadhan di salah satu kampung dekat Gunung Merapi, Yogyakarta lahir seorang manusia. Anak ini sangat aneh. Saat anak ini lahir dia tidak menangis. Awalnya dokter bidan mengira anak ini telah tiada. Namun kaget saat mendengar dan merasakan detak jantungnya. Hembusan nafasnya normal. Saat di periksa, organ tubuh lengkap. Tiba-tiba saat anak ini diberikan kepada ibu dan ayahnya dia membuka mata dan berkata dengan jelas “umi, abi”. Seluruh ruangan tercengang kaget dan terdiam atas peristiwa mengejutkan itu. Sang ibu pun menamai anak ini Muhammad Laksa Kusuma Putra.


Setelah 2 bulan, dia bisa berjalan dan berlari. Saat berumur 2 tahun dia bisa berbicara dengan jelas dan lancar bahkan bukan hanya semua bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Dia juga bisa berbicara dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ketika berumur 5 tahun saat memasuki sekolah dasar dia sangat pintar, aktif, kritikus. Bahkan saat kelas 6 diberi tes IQ, nilainya adalah yang tertinggi yaitu 220. Saat SMP dia memulai langsung ke kelas 12 karena kepandaiannya. Saat dia SMP dia menjadi ketua dari ekskul judo, jujitsu, sepak bola, paskibra, dan rohis. Setiap mengikuti lomba tim yang dia ketuai selalu juara 1 dan setiap berlomba, dia selalu berkata “janganlah berjuang untuk diri sendiri, tetapi berjuanglah untuk orang lain”. Hingga SMA dia selalu memiliki banyak teman, ramah, sopan, suka menolong, dan yang selalu dia lakukan yaitu tersenyum karena baginya kebaikan termudah adalah tersenyum. Putra juga sangat beriman dan bertaqwa kepada Allah swt dan menghargai agama lainnya. Walaupun di kawasan bagi orang miskin, di SMA nya ada juga anak orang kaya yang bersekolah disana karena orang tuanya yang harus berada di kawasan itu untuk urusan kerja. Mereka adalah Agustian, Akbar, dan Gilang. Anak-anak itu membenci Putra. Mereka selalu  mengerjai Putra, 2 sahabatnya yaitu Angga dan Radit. Namun di dalam kelompok orang kaya itu ada anak orang miskin yang pandai  tetapi diperalatan untuk mengerjakan tugas mereka dan dia adalah perempuan yang dicintai Putra yaitu Indah.

Suatu hari ketiga anak itu berencana mengerjai Putra dan sahabatnya. Setelah pulang sekolah mereka dihalangi oleh Agustian, Akbar, dan Gilang. Mereka mengajak juga Indah. Awalnya mereka bertiga meminta uang yang Putra dkk miliki. Namun mereka tak mau memberikannya. Mereka pun memukul ketiga sahabat itu hingga tersungkur jatuh. Saat Akbar ingin menendang Angga tiba-tiba Indah menghadang dan terkena wajahnya. Putra melihat dan emosi yang ia pendam tiba-tiba meledak. Saat Akbar akan menendang Indah lagi tiba-tiba Putra menepis kaki Akbar yang sangat kuat. Putra berkata “minta maaf ke Indah. Sekarang”. Akbar membalas “kalau gak, lo mau apa?”. Putra berkata “atau lo akan terima akibatnya”. Akbar tertawa dan langsung meluncurkan pukulannya. Putra menangkap dan menyentil pundak Akbar hingga ia terhempas hingga 5 meter. Gilang mengambil balok kayu yang besar dan memukul kepala Putra dengan keras namun Putra tetap berdiri tanpa terluka dan menatap Gilang dengan tatapan seakan ingin membunuh. Gilang lalu terjatuh dan berlari ketakutan bersama Agustian sambil menopang Akbar yang kesakitan dan berteriak “liat aja lo nanti! Tunggu pembalasan dari gue!”. Kemudian Putra sadar dari amarahnya dan membawa Indah, Angga, dan Radit  kerumahnya. Putra mengobati memar Indah. Indah dan yang lainnya bertanya bagaimana Putra bisa melakukan itu. Putra berkata “gue juga gak tau. Saat Indah ditendang, tiba-tiba gue marah dan seperti hati gue di isi oleh kegelapan yang jahat”. Mereka semakin bingung. Putra mengalihkan dengan berkata “udahlah yang penting kita gak apa-apa” namun Putra masih memikirkan bagaimana dia bisa bergerak secepat itu, menyentil hingga terhempas, dan tak terluka terkena balok kayu sebesar itu. Seiring berjalannya waktu, ketiga anak itu akhirnya mengundurkan diri dan kembali ke daerah orang kaya.

UN pun usai. Wisuda sekolahnya di adakan di gedung tua dekat perbatasan kota Yogyakarta. Malam sebelum wisuda Putra bermimpi aneh. Dia bertemu seorang kakek tua. Putra berkata “anda siapa?”. Kakek itu berkata “bawalah dunia ini kembali sejahtera dan adil. Wujudkanlah hal itu karena untuk itulah kau ada di dunia ini”. Tiba-tiba kakek itu menyentuh dada Putra. Putra merasa kehangatan dan kelembutan yang teramat nyaman. Lalu ia terbangun dan kaget melihat jam menunjukan pukul 8.35 pagi dia harus segera siap untuk pergi ke tempat wisudanya. Namun acara wisudanya dimulai pukul 9 pagi. Dia tak peduli jam berapa dia akan tiba. Dia hanya berlari secepat mungkin. Dia berlari, lari, lari dan akhirnya sampai di tempat wisudanya. Dia melihat jam. Alangkah terkejutnya dia sampai tepat pukul 8.55 sedangkan dia berangkat pukul 8.50. padahal jarak tempuh dari rumahnya ketempatnya wisuda sekitar 1 jam. Namun dia menempuh jarak itu hanya dalam 5 menit. Dia tercengang. Bagaimana dia bisa menempuh jarak 1 jam dalam waktu 5 menit.

Hal aneh terjadi kembali. Dia melihat sahabatnya dan orang yang dicintainya memanggil dari pintu masuk gedung. Putra tiba-tiba merasa ada hal buruk yang akan terjadi. Dia melihat pilar dekat pintu tersenggol dan akan jatuh menimpa Indah. Tanpa sadar dia reflek berlari dengan cepat dan menahan pilar yang berat dan hanya mampu di angkat oleh 5 orang. Seluruh orang di tempat terkejut melihat keajaiban aneh itu. Indah yang jatuh karena terkejut melihat pilar yang akan jatuh menimpanya hanya bengong melihat Putra menahan pilar besar itu. Lalu keheningan pikiran Indah pecah saat Putra bertanya “lo gapapa kan?” dan membantu Indah bangun. Keheningan seluruh audiens acara pecah karena acara wisuda akan dimulai. Selama acara Putra terus merasa bingung bagaimana hal itu terjadi lagi. Berlari sekejap mata sejauh 10 meter dan menahan pilar besar sendirian. Kemudian presiden rakyat datang ke acara wisuda yang diadakan banyak SMA ini. Setelah pak presiden selesai berpidato, beliau mengumumkan akan memberikan beasiswa kepada 2 anak terbaik yang meraih nilai UN terbaik diseluruh daerah rakyat miskin yaitu Putra dengan nilai sempurna 40.0 dan Indah dengan nilai 38.5. Tanpa disangka akhirnya mimpi Putra untuk bisa berkuliah di kota yaitu daerah orang kaya.

Setelah selesai acara Putra mencoba kembali berlari ke rumahnya dan benar saja dia kembali menempuh jarak 1 jam dalam waktu 5 menit. Sesampainya dirumah, Putra langsung menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya mulai dia bisa berlari secepat kilat, menahan pilar yang besar. Namun sang ibu tertawa kecil dan berkata “nak mungkin itu adalah keajaiban Allah swt karena Dia kasihan sama kamu yang mau wisuda tapi terlambat. Wallahualam. Tapi semoga kejadian itu awal dari sebuah kebaikan”. Lalu Putra dengan rasa penasarannya terburu-buru ganti baju, makan siang, solat dzuhur, lalu langsung pergi keluar untuk memecahkan rasa penasarannya. Karena perkuliahannya dimulai 3 bulan lagi dan pergi ke kota masih 1,5 bulan lagi. Setelah dia mengetahui kekuatan yang dimiliki, selama 1,5 bulan sebelum dia ke kota dia mengasah kekuatannya di hutan setiap pagi dan siang hari. Dia semakin bisa mengendalikan kecepatannya hingga 3 kali lipat kecepatan suara. Kekuatannya yang bisa mengeluarkan hingga seperti terhempas benda seberat 5 ton. Dia juga bisa terbang dengan kecepatan hingga . Tetapi dia memegang teguh untuk menggunakannya hanya untuk melindungi kebenaran.

Kemudian datanglah hari untuk Putra berangkat ke kota. Orangtuanya mengantar Putra ke sekolahnya. Setelah sampai ternyata mobil untuk Putra dan Indah telah siap berangkat. Putra melihat Indah dan keluarganya yang berpisahan. Dia merasakan kesedihan dan kehangatan keluarga Indah. Lalu ayah Putra berkata “Putra, kamu anak ayah dan ibu satu-satunya. Kami sangat menyayangimu. Kami tak ingin berpisah. Tapi kami tak ingin menghalangi mimpimu. Sejak kamu lahir kami tahu ada suatu hal yang istimewa dalam diri kamu. Kamu lahir untuk suatu hal yang besar. Pesan kami hanya ingatlah Allah akan selalu berada di sampingmu dan mendukungmu. Kami selalu menyayangimu dan mendoakanmu yang terbaik dari sini”. Dengan senyuman bahagia Putra menangis dan memeluk kedua orangtuanya. Putra berkata “aku akan buat umi dan abi bangga sama aku di hadapan Allah swt”. Kemudian sudah waktunya Putra dan Indah berangkat. Sepanjang jalan mereka sedikit berbicara karena Putra sangat gugup bisa berada sedekat ini dengan perempuan yang dicintainya. Tiba-tiba Indah membuka pembicaraan dengan bertanya “Putra, boleh gue nanya gak?”. Putra berkata “Bo.. bo.. boleh”. Indah “Putra, gimana lo bisa bergerak secepat itu dan bisa menahan pilar sebesar dan seberat itu?”. Putra “gue juga gatau. Awalnya gue ngerasa kaya pilar itu bakal jatuh dan tiba-tiba reflek bergerak dan menahan pilar itu biar gak menimpa lo”. Setelah pertanyaan itu sepanjang perjalanan mereka terdiam kembali. Indah sibuk membaca buku sedangkan Putra menikmati pemandangan selama perjalanan. Putra memandangi keindahan kampung halamannya dan Gunung Merapi yang akan sangat jarang dia temui di kota nanti.

Setelah 2 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah megah dan besar. Rumah ini adalah tempat tinggal mereka selama berada di kota. Rumah ini adalah milik salah satu teman bapak presiden wilayah miskin dan salah satu pendana terbesar untuk wilayah miskin yaitu Bapak Hilman Diantoro. Setelah mengetuk dan mgengucapkan salam seorang wanita tua membukakan pintu. Wanita itu adalah salah satu pembantu dirumah itu yaitu Bi Iyem yang sudah bekerja selama 10 tahun dan berumur 45 tahun. Ada 2 pembantu  lagi dan 1 supir dirumah ini yaitu Bi Inah yang berumur 38 tahun, Mba Ayu yang berumur 24 tahun, dan Pak Joyo supir yang tadi mengendarai mobil untuk mengantar Putra dan Indah. Bi Iyem memberitahu kalau Pak Hilman sedang berada di luar negeri. Saat memasuki rumah mereka mendengar teriakan “Bi Iyem! bikinin air anget cepetan! Gue mau mandi!”. Putra bertanya “itu suara siapa bi?”. Bi Iyem “itu anak Pak Hilman mas. Namanya Rani Lestari”. Tiba-tiba anak itu kembali berteriak “Mba Ayu! Mba Ayu!” dan seorang anak perempuan yang cantik seperti berumur 15 tahun turun dari tangga dan berteriak “Mba Ayu! Rok pendek hitam gue mana?! Harusnya sekarang udah lo seterika kan?!”. Putra tercengang melihat kecantikan Rani sadar saat Indah berbisik “Cie  ngeliatin terus nih. Suka ya..? hihihi”. Putra “hah? Apaan? Gak kok. Gue sukanya sama lo doang.” Indah kaget “hah? Lo ngomong apa barusan?”. Putra “hah? Gak bukan apa apa.”. Rani berkata “heh lo cowo kampung. Ngapain lo liatin gue. Dasar mata keranjang! Mba Ayu cepetan lo cariin rok gue! Mau gue pake!”. Mba Ayu “i.. iya non tunggu sebentar.”. Rani pun kembali naik ke kamarnya.

Bi Inah menunjukan kamar Putra dan kamar Indah. Lalu mereka berberes perlengkapan mereka di kamar masing-masing. Indah kaget saat memasuki kamarnya yang sangat bagus dan berbeda 180o. Ada lemari yang besar, cermin yang besar, tempat tidur yang bagus, lemari buku yang penuh dengan buku yang disukainya, dan mesin jahit karena dia suka sekali menjahit baju. Putra pun tercengang melihat kamarnya yang juga berbeda 180o dengan kamarnya di kampung halamannya. Ada tempat tidur yang sangat nyaman, lemari yang penuh dengan buku cerita rakyat, dan sebuah komputer yang sangat bagus dan canggih. Bahkan dijendelanya terlihat pemandangan Gunung Merapi kampung halamannya yang hijau dan tenang. Dia sangat senang karena di kampung halamannya untuk bertemu komputer saja harus berjalan 3km dan komputer yang sederhana. Hari sudah sore. Putra pun segera mandi dan solat ashar. Setelah itu dia ingin berkeliling rumah ini. Dia ingin mengajak Indah juga. Namun saat ingin mengetuk pintu kamar Indah, dia merasa deg-deg an dan canggung. Dia memberanikan diri dan saat akan mengetuk pintu tiba-tiba Indah membuka pintu dan Putra tercengang dengan kecantikan Indah yang menggunakan kerudung barunya yang sangat indah. Putra kaget saat Indah bertanya “Ada apa Putra?”. Putra “Indah, lo mau gak ikut gue keliling rumah ini?”. Indah “oh ayo. Gue juga baru mau ngajak lo keliling”. Lalu mereka berdua bekeliling rumah itu selama 1 jam dan mereka duduk di pinggir kolam dan bermain cipratan air seperti yang dilakukan mereka di danau setiap bermain bersama Angga dan Radit. Tiba-tiba Rani muncul “dasar anak kampung. Gak pernah liat rumah mewah jadi norak”. Indah yang emosi berkata “lo kenapa sih? Kita kan cuma main doang emang gak boleh?”. Rani “eh lo ga usah belagu ya! Lo tuh numpang disini! Orang miskin aja belagu!”. Putra menegahi mereka “Indah udah indah. sabar. Istighfar. Rani kita minta maaf ya kalo kamu keganggu dengan perasaan senang kita. Permisi Rani. Indah ayo sini”. Dengan rasa kesal Rani mendorong Putra hingga masuk ke kolam. Indah marah “eh lo tuh apa-apaan sih!”. Putra “Indah udah indah jangan”. Rani “makanya jadi orang gak usah belagu. Masih untung bokap gue mau nerima lo. Tapi jangan harap lo bisa tenang tinggal disini selama ada gue”. Lalu Rani pergi. Kemudian Putra dan Indah kembali ke kamar masing-masing. Indah berkata “lo ganti baju sana. Nanti bisa masuk angin”. Putra “iya indah. makasih ya tadi udah bantuin gue keluar dari kolam”. Kemudian Putra masuk ke kamar dan berganti baju. Hari mulai gelap dan sudah waktunya makan malam. Putra dan Indah di panggil Bi Iyem untuk segera ke ruang makan untuk makan malam. Ketika akan makan mereka bingung kenapa Bi Iyem, Bi Inah, dan Mba Ayu tidak ikut makan. Bi Iyem berkata “kami dilarang  non Rani untuk ikut makan di meja ini mas”. Putra memaksa mereka bertiga untuk ikut makan. Akhirnya mereka mau ikut makan. Putra juga mengajak Pak Jono. Mereka makan malam bersama layaknya keluarga. Setelah makan malam dan solat isya Putra bingung kemana Rani hingga malam belum juga pulang. Dia mengkhawatirkan Rani. Dia juga mendapat amanah dari Pak Hilman untuk menjaga putri satu-satunya itu.

Sementara Putra khawatir, Rani sedang asik pergi disko bersama pacarnya Juan. Hingga jam 1 pagi akhirnya Rani pulang di antarkan oleh pacarnya. Di perjalanan Rani bercerita dia kesal karena harus 1 rumah sama anak-anak gembel yang norak. Selesai bercerita Juan mengatakan “gimana kalo kamu nginep di apartemen aku aja. Daripada kamu bete dirumah. Aku juga kesepian sendiri di apartemen. Gimana?”. Rani “wah ide bagus tuh. Iya deh aku mau. Makasih ya sayang”. Juan senang akhirnya rencananya bisa berjalan juga. Juan memiliki niat jahat. Sesampai dirumah Rani untuk mengambil baju Rani, Juan didalam mobil mengirim sms ke teman-temannya kalau dia akan menjalankan rencananya. Ketika Rani memasuki rumah, Putra berdiri dan bertanya darimana saja Rani hingga dini hari. Rani dengan kesal merasa di atur “apa sih lo sok ngatur gue banget! Lo bukan bokap gue! Udah lo minggir! Gue mau cabut! Males banget gue sama lo! Uda anak kampung, norak, sok ngatur lagi! Gue uda besar kali! Minggir lo!”. Putra menjawab “Rani, aku itu di amanahin untuk ngejaga kamu selama ayah kamu diluar negeri. Rani.. Rani..”. Rani langsung membereskan pakaiannya dan langsung keluar tanpa memperdulikan kata-kata Putra. Rani dan Juan langsung berangkat ke apartemen Juan. Putra merasakan ada hal yang buruk akan terjadi kepada Rani tapi tak tau apa. Sementara Rani dan Juan sudah sampai di apartemen Juan. Ketika memasuki apartemen Juan tiba-tiba Rani terkejut ada 5 orang laki-laki didalam apartemen pacarnya. Dia merasa ketakutan dan bertanya ke Juan “Sayang, mereka siapa? Aku takut.”. Juan “mereka teman aku. Mereka mau nginep disini juga.” Dengan suara yang menyeramkan “malam ini kita akan senang-senang malam ini sayang”. Tiba-tiba Juan mendorong Rani ke sofa dan 2 lelaki menahan tangan dan kaki Rani serta 1 orang menutup mulut Rani agar tidak berteriak. Ternyata Juan dan teman-temannya berencana ingin memperkosa Rani. Putra yang merasa kekhawatirannya makin besar memutuskan untuk pergi ke apartemen Juan. Untungnya dia memasang pelacak di tas Rani. Putra langsung bilang ke Mba Ayu akan pergi mencari Rani. Ketika Putra keluar pintu, Mba Ayu ingin melarang Putra karena sudah gelap tiba-tiba Putra sudah tak ada. Mba Ayu tak tahu kalau Putra terbang. Dengan kecepatan sekitar 400km/jam dia langsung menuju apartemen Juan dengan rasa cemas. Ketika Juan akan memperkosa Rani tiba-tiba Putra masuk lewat jendela yang membuat seluruh ruangan kaget terdiam dan berkata “lepasin Rani! Beraninya lo smua ngelakuin hal bejat sama adik gue! lo semua akan nerima akibatnya!”. Juan dan 5 temannya kesal dan teman Juan berkata “heh lo ga usah sok pahlawan. Gue uda tau lo siapa. Lo anak freak! Lo pasti lupa ama gue. Gue itu Agustian dan gue akan bales dendam!”.

Juan dan 5 temannya mengeroyok Putra. Rani yang ketakutan langsung menutup mata. Selang waktu 5 detik Rani ketakutan karena ada yang menyentuhnya dan mendengar “Rani.. tenang.. semua baik-baik aja. Ini aku Putra”. Ketika Rani membuka matanya, dia kaget Juan dan 5 temannya dikalahkan oleh Putra sendirian. Putra membantu Rani berdiri dan mengantar Rani pulang. Sesampai dirumah seisi rumah yang khawatir dengan Rani dan Putra merasa lega saat Rani dan Putra pulang. Putra meminta Indah dan Mba Ayu untuk mengurus Rani yang masih trauma atas apa yang menimpanya. Kemudian semuanya tidur dan istirahat. Putra meminta Indah untuk menemani Rani tidur di kamarnya.

Keesokan paginya Putra yang kelelahan terlambat bangun jam 6 pagi. Melihat Rani, Indah, Mba Ayu, Bi Iyem, Bi Inah, dan Pak Jono sarapan bersama. Mereka seperti keluarga. Putra “Assalamualaikum. Pagi semua. Rani udah baikan?” dengan senyuman. Rani “baik. Makasih ya Putra tadi malem lo uda nolong gue. Kalo ga ada lo gue mungkin sekarang..” Putra memotong “udah Rani. Gak apa-apa. Yang penting lo baik-baik aja. Gue bersyukur. Mulai sekarang selama gue masih libur gue akan nemenin lo kalau keluar rumah”. Rani “semuanya aku minta maaf ya selama ini jahat sama kalian semua dan kalian baik sama aku.” Indah “udah.. yang penting sekarang lo harus berubah. Sopan sama yang lebih tua dan jadi lebih baik. Oke..??”. Rani “oke deh Indah.. Putra ayo sini sarapan bareng kita”. Mereka pun sarapan bersama. Sementara Agustian yang masuk rumah sakit dijenguk ayahnya yaitu Pak John Roman adalah presiden wilayah orang kaya sekaligus koruptor paling kriminal di dunia dan selalu lolos dari hukuman atas korupsi, pembunuhan, dan lainnya. Agustian yang sudah sadar bercerita kepada ayahnya kalau dia begini karena anak gembel bernama Putra dan ingin balas dendam. Pak Roman sangat kesal dan akan membalas dendam Agustian yang dibuatnya cacat. Akhirnya Pak Roman menelpon seorang pembunuh bayaran dari luar angkasa yang sangat berbahaya dan kriminal nomor 1 di seluruh alam semesta dan bahkan menghancurkan suatu daerah di planet 31-A yang dijadikan sebagai penjara terbaik di alam semesta saat melarikan diri dari sana yaitu Fork “Darkness” Honman. Pak Roman menjanjikan bayaran $100 miliyar untuk membunuh Putra dan menghancurkan seluruh daerah Gunung Merapi.

Setelah 2 minggu berlalu, Rani kini sudah menjadi anak yang baik dan rajin. Dia juga mulai beriman. Walaupun di sekolah dia kini banyak yang membencinya namun ada 1 sahabatnya yang selalu menemaninya yaitu Dominic. Suatu hari mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang melewati Jalan Ringroad utara dan Dom menemani Rani. Tiba-tiba seorang lelaki berbadan besar dengan baju hitam menghadang mereka berdua dan berkata “halo Rani. Hari terburukmu telah datang”. Dom maju dan melindungi Rani “Siapa lo. Kalau lo berani mengganggu Rani kau akan berhadapan sama gue”. Lelaki misterius itu tertawa “hahahahaha!! Kau ingin melawanku? Kuberi kau 1 kesempatan. Kalau kau bisa mengalahkanku, aku akan pergi. Bagaimana?”. Rani “Dom jangan.. gue rasa orang ini berbahaya banget.”. Dom “oke. Lo akan menyesal. Rani, mundur sebentar.”. Dengan percaya diri Dom langsung maju dan menyerang lelaki itu. Namun dalam sekejap Dom kalah dan terkapar lemas. Lelaki itu langsung berada di hadapan Rani dan memegang kepalanya dan Rani tiba-tiba pingsan lalu berkata “sebenarnya aku ingin membunuhmu, tetapi mungkin kau bisa menjadi pengantar pesan yang baik. Katakan pada Putra aku akan merebut semua kebahagiaannya dan lihatlah televisi.”. Kemudian lelaki itu terbang dan pergi. Dengan lemah Dom pergi ke rumah Rani. Sebelumnya Indah pergi ke pasar menggantikan Bi Inah karena dia sedang sakit. Ketika Dom sampai, dia langsung bercerita kepada Putra tentang hal yang menimpa Rani. Kini Putra merasa kalau suatu hal yang sangat buruk akan terjadi pada Rani dan Indah. Tiba-tiba Mba Ayu memanggil Putra seperti ketakutan. Saat Mba Ayu sedang menyapu didepan televisi ketika televisi berada di saluran 4 tiba-tiba saluran berubah. Seorang laki-laki misterius muncul dan berkata “Halo seluruh penduduk Indonesia. Namaku adalah Fork. Mungkin kalian tak mengenal siapa aku. Itu tidak penting. Kini aku sudah memasang sebuah bom yang memiliki daya ledak hingga 100 kiloton yang cukup meledakkan Gunung Krakatau dan mungkin bisa membuat kehancuran yang cukup keren.. hahaha..” dengan memperlihatkan bom yang terikat pada tabung kaca tebal, besar, dan didalamnya ada Rani, Indah, dan kedua orangtua Putra “hahaha mungkin kurang asik jika hanya dengan dimatikan oleh para militer. Biar kujelaskan. Bom ini terhubung dengan sinyal detak jantungku dan akan meledak dalam waktu 5 jam. Selama aku hidup maka bom ini akan tetap menghitung mundur dan jika saya mati bom ini akan meledak dalam waktu 60 detik. Tapi kuberikan kemudahan. Aku akan mematikan bom ini jika salah satu di antara kalian ada bertemu anak bernama Putra.. Bunuh dia. Maka akan ku matikan bom ini untuk kalian. Cukup menyenangkan bukan? Well.. Waktu mundur.. dimulai. Selamat berburu atau nikmati waktu kalian yang hanya 1 jam. Dadah..”. Kini seluruh Indonesia terutama seisi Pulau Jawa mencari Putra dan bahkan setiap orang yang bernama Putra diteror dan dibunuh. 

Putra kebingungan harus apa. Dia ingin menolong dan menghentikan Fork tetapi dia takut saat menunjukan kekuatannya orang lain akan ketakutan dan membencinya. Dia tidak punya jalan lain. Dia langsung kekamar dan memakai baju yang dibuat oleh ibunya saat berkata kalau ibu dan ayahnya percaya Putra lahir untuk suatu hal besar. Dia berkata “Gue akan menyelamatkan kita semua”. Dom “kak Putra..? Tapi gimana caranya? Fork itu adalah orang yang kuat. Dia terkena radiasi dan melebihi manusia.”. Putra “Artinya ini akan menjadi pertarungan yang seimbang”. Lalu Putra mengumpulkan tenaga “Ohya satu lagi. Nama gue adalah Justiceman” dan terbang dengan kecepatan maksimal yaitu 400km/jam langsung menuju Gunung Krakatau.
Setelah sampai di pantai Gunung Krakatau J-man dihadang para penjahat kelas kakap yang menjadi anak buah Fork yang memiliki kekuatan melebihi manusia biasa. Namun dengan kekuatannya, mereka semua dikalahkan dengan mudah oleh J-man. Setelah sampai di puncak Gunung Krakatau yang sedang aktif, tiba-tiba Fork muncul “Halo Putra..”. Putra “lepaskan mereka dan matikan bom itu”. Fork “kalau tidak?”. Putra “kalau tidak kau akan menyesal!”. Fork “uuuhh menakutkan.. hahaha.. Putra tidak kah kau ingat siapa aku?”. Putra “apa maksudmu?”. Fork “kau ingat anak yang kau sentil hingga terhempas sejauh 5 meter?”. Putra “Akbar? Itu lo?”. Fork “hahaha ternyata kau masih ingat. Setelah bertahun-tahun aku tersiksa karena cacat yang kau perbuat akhirnya aku diberikan suatu cairan oleh dokter ayahku. Namun ternyata cairan itu adalah uji coba untuk membuat tentara abadi yang tak kenal sakit dan takut. Dan kini aku telah memiliki kekuatan yang melebihimu. Sejak hari itu aku membunuh dokter dan ayahku. Kini tak ada lagi Akbar. Namaku adalah Fork “Destroyer” Honman.. Mari kita berdansa, dasar bedebah!”. Fork tiba-tiba memiliki gerakan yang sangat cepat lalu muncul di depan Putra dan meluncurkan tinjunya dengan cukup keras. Putra terhempas cukup jauh hingga ke Selat Sunda. Fork menghampiri Putra “Ayolah.. hanya segini kekuatanmu? Hah mengecewakan”. Putra berkata dalam hati “Sial kekuatannya besar. Bagaimana cara mengalahkan dia? Ya Allah bantu hamba”. Fork “hah kau mengecewakan.. sebaiknya kubunuh saja kau sekaligus. Dan setelah membunuhmu, selanjutnya akan ku hancurkan kampung halamanmu”. Putra terkejut dan mulai sangat marah. Emosinya menimbulkan keheningan disekelilingnya “Kau.. kau sudah membuat orang-orang yang kusayang dalam bahaya, ingin menghancurkan tanah airku, dan sekarang kau ingin menghancurkan kampung halamanku. Sudah cukup kau membahayakan semua hal yang kusayangi. Sebaiknya kau bersiap-siap untuk merasakan kekalahan!”.

Putra mulai berbalik menyerang. Dengan emosinya yang besar memberikan kekuatan lebih kepada Putra. Fork terhempas setelah terkena pukulan Putra. Fork “haha itulah yang ku tunggu.. ternyata benar kau takkan mengecewakanku.. Mari kita mulai pertarungan ini! Hahaha!”. Pertarungan yang menentukan takdir dunia kini telah dimulai. Fork dan Putra  bertarung dengan sengit. Kekuatan yang seimbang. Namun Putra terus memikirkan bagaimana cara mencegah ledakan bom itu supaya Gunung Krakatau tidak hancur. Hingga akhirnya waktu mundur bom tersisa 8 menit. Fork “hah aku mulai bosan tak ada yang menang itu tak menarik. Baiklah akan kugunakan kekuatan penuh. Berdoa lah kau bisa selamat”. Kemudian Fork terdiam. Putra merasakan kekuatan yang sangat besar muncul dari Fork. Putra melihat disekeliling Fork seperti ada aura kegelapan yang sangat besar. Fork “sekarang kau boleh mulai berdoa” tiba-tiba Fork berada dibelakang Putra dan memukul Putra hingga dia merasakan sakit yang sangat parah. Putra yang sudah babak belur mulai kelelahan dan tak bisa berpikir bagaimana dia bisa mencegah bom meledak. Dia frustasi. Tiba-tiba Fork mengambil ayah Putra dari dalam tabung “membosankan. Bagaimana kalau ku beri kau sedikit dorongan?”. Fork menusuk ayah Putra tepat di jantungnya dan membuatnya sekarat. Putra dengan cepat menangkap ayahnya yang dilempar Fork kelautan. Putra “ayaaaah!!”. Putra berhasil menangkap ayahnya namun ayahnya sudah dalam keadaan sekarat. Ayahnya “ternyata benar itu kau Putra anakku. Aku sangat bangga ternyata kau menggunakan kemampuanmu untuk melindungi orang lain. Ayah beruntung sekali bisa melihatmu sebelum ajal menjemput”. Putra merasa tanda kehidupan ayahnya mulai menghilang. Ayahnya “nak ayah sangat bangga dan bahagia bisa melihatmu sebelum ayah bertemu kembali dengan Allah swt. Lindungilah Indonesia dan bumi ini. Jangan menyerah.” Kemudian tanda kehidupan ayahnya menghilang. Putra “ayah.. sudah cukup kau mengganggu orang-orang yang kusayang Fork! Akan kubunuh kau!”. Dengan amarah yang mencapai puncak kekuatan Putra terus meningkat. Sekeliling mulai gelap. Awan berubah menjadi gelap dan mengeluarkan petir dan kilat yang banyak dan berbahaya. Tiba-tiba muncul tanda ditubuh Putra seperti tanda api dan tanda itu pun berubah menjadi warna merah terang.

Dengan kecepatan yang tak terlihat oleh Fork, Putra tiba-tiba muncul dibelakang Fork dan menendangnya dengan keras lalu memukulnya. Berkali-kali dia melakukannya hingga Fork babak belur. Fork “Sialann..! Kubunuh kau!”. Fork mengumpulkan tenaga dalam dan akan menggunakan serangan terkuatnya. Sebuah bola gelap muncul ditangannya “ini adalah teknik andalanku.. sebaiknya kau berdoa agar selamat.. Bodoh!!”. Putra tidak beranjak dari tempatnya walaupun kekuatan Fork terlihat sangat besar dan berbahaya. Serangan Fork ini memiliki daya ledak sangat besar hingga bisa menghancurkan 1 gunung. Fork “Rasakan ini. Dark Rising Bullet!”. Fork menembakkan serangannya tepat kearah Putra. Indah “Putra jangan mati..! gue suka sama lo..!”. tiba-tiba Putra menahan serangan itu dengan tangan kirinya lalu melemparnya ke langit dan terjadi ledakan sebesar gunung yang membelah langit hingga terlihat bintang-bintang. Putra “Maaf saja Akbar. Aku tak boleh mati disini ditangan orang seperti kau. Kau sudah lebih dari cukup. Membuat dunia dalam bahaya. Saatnya kau menanggung kesalahanmu.”. Putra mengumpulkan energy di telunjuknya dan menembakkannya kearah Fork  tepat dari bawah Fork “Eternal Flame : Rising Fire Shining Blast!!”. Dengan ledakan api yang sangat besar mengguncang bumi. Fork terbakar hingga mati.

Kini masalahnya dalah bom yang akan meledak dalam 60 detik. Putra langsung berada di dekat bom dan melepaskannya dari tabung “Umi, aku bersyukur bisa lahir dari rahimmu. Aku bisa merasakan kasih saying yang besar. Terima Kasih. Rani, lo udah gue anggap sebagai adik gue. Jadilah wanita yang berguna dimasa depan dan buat ayah lo bangga. Indah, gue ga bisa banyak bicara tapi ada 1 kata yang mau gue ucapkan. Gue juga sayang sama lo. Makasih ya udah mau jadi kekasih gue di dunia.”. Dengan senyuman dan tenaganya yang hamper habis karena menggunakan teknik Eternal Flame dia terbang menjauh membawa bom hingga langit tertinggi. Hingga dilangit dia melempar bom sejauh mungkin namun tenaganya sudah terkuras habis dan tak bisa terbang kembali ke tanah bumi. Kini yang bisa dilakukannya hanya mengingat kenagannya yang indah dan mengucapkan 2 kalimat sahadat. Bom pun meledak. Benar saja bom itu meledak seluas Pulau Jawa dan membuat cahaya indah di atas langit Indonesia. Indah  dikeluarkan dari tabung dan berteriak “Putraaa..”. Semua menangis atas kehilangan seorang anak miskin yang telah menyelamatkan dunia. Namun tiba-tiba cahaya terang muncul dari sebelah Indah dan terkapar Putra yang masih bernapas namun pingsan. Putra langsung dilarikan ke rumah sakit dan dirawat.

3 bulan berlalu. Saat suster perawat ingin dating ke kamar tempat Putra dirawat Putra menghilang melarikan diri untuk pulang kerumah ibunya. Gunung Merapi, tanah kelahirannya yang sangat indah dengan hutan yang tenang dan sejuk membuatnya terharu mengingat ayahnya telah tiada. Sesampai disana dia melihat seorang perempuan yang dia sangka ibunya dan ternyata itu adalah Indah. Indah yang sangat senang memeluk Putra “Selamat dating kerumah Muhammad Laksa Kusuma Putra”. Putra “iya Indah Nafidah Hayati”. Putra hidup bahagia bersama Indah. Rani kini menjadi seorang wanita enterpruener yang baik hati dan hidup bahagia bersama Dom. Pak Roman telah ditangkap atas percobaan membunuh, penghancuran masal, dan bekerja sama dengan organisasi ilegal luar angkasa. Kini Indonesia telah menetapkan peraturan baru yang menyatakan semua orang berhak atas kehidupan yang layak. Putra telah merubah dunia menjadi lebih baik dan kini Indonesia telah menjadi negara yang makmur dan sejahtera pada tahun 2040.

2 comments: